Selasa, 22 Mei 2012

Abon Ikan Patin, Lebih Lezat Lebih Untung

Abon ikan patin ? Rasanya belum banyak diantara kita yang pernah mengkonsumsinya. Selain karena jenis abon yang lebih populer hingga saat ini diantaranya abon sapi, abon ayam atau yang relatif baru adalah abon ikan bendeng, juga karena abon ikan patin ini belum banyak diproduksi sehingga relatif tidak mudah untuk mendapatkannya di pasaran. Abon ikan patin dibuat dari daging ikan patin dengan teknik pengolahan yang cukup sederhana dan relatif sama dengan cara pembuatan abon lainnya. Ikan patin sudah kita kenal sebagai ikan penghasil daging karena komposisi dan pertumbuhan dagingnya relatif lebih bagus dibanding jenis ikan lainnya. Selain itu ikan patin juga dikenal memiliki rasa daging yang lembut dan lezat disamping kaya akan protein, lemak, kalsium dan zat lain yang diperlukan oleh tubuh. Dan yang paling penting karena kandungan kolesterol yang rendah pada daging ikan patin. Kelebihan-kelebihan itulah yang membuat potensi bisnis abon ikan patin memiliki prospek yang cerah.
Salah satu pe wirausaha yang kini memfokuskan diri pada pembuatan abon ikan patin adalah Arief Afief. Sebelumnya Arief Afief adalah peternak ikan patin yang sempat berpikir untuk menghentikan usaha ternak ikan patinnya lantaran saat panen harga ikan patin jatuh. Namun rintangan tersebut tidak membuat Arief putus asa, ia lalu memcoba membuat produk olahan hasil ikan patin yakni abon ikan patin. Ternyata kreativitasnya membuahkan hasil, selain produknya diterima dengan baik oleh konsumen, keuntungan dari usaha pembuatan abon ikan patin juga lebih menjanjikan. Dengan perhitungan sederhana, harga jual ikan patin 100 kg berkisar antara 1 jt sampai 1,2 jt. Namun jika diolah menjadi abon ikan patin, 100 kg ikan patin bisa menghasilkan uang hingga 2,5 jt rupiah.
Proses pembuatan abon ikan patin
  • Pemilihan ikan patin. Ikan patin yang baik dibuat abon ikan patin adalah yang berusia +- 8 bulan keatas dengan berat lebih kurang 7 ons.
  • Penyiangan. Adalah proses pembersihan ikan patin dari kotoran, pemisahan kulit dan jerohan ikan. Menurut Arief kulit ikan patin bisa diolah menjadi kerupuk ikan patin sedangkan jerohannya bisa dimanfaatkan untuk campuran pakan ikan.
  • Perebusan. Ikan yang sudah bersih dipotong menjadi 3 atau 4 bagian sesuai dengan ukuran besar ikan lalu dikukus selama kurang lebih 30 menit hingga setengah matang. Dalam proses ini Arief menambahkan ramuan yang didapatnya dari orang tua untuk menghilangkan bau amis ikan patin berupa daun salam dan sereh yang diletakkan di bagian bawah panci kukus.
  • Fillet. Proses pemisahan daging ikan patin dari tulang, kepala dan ekor. Proses fillet ini dilakukan seperti merobek-robek daging menjadi kecil-kecil secara manual menggunakan tangan dengan daging ikan dalam keadaan hangat.
  • Pembuatan bumbu abon ikan patin. Bumbu abon ikan patin berupa campuran dari bermacam rempah-rempah, jahe, bawang merah, garam dan lainnya serta tambahan santan kelapa secukupnya.
  • Penggorengan. Daging ikan patin yang sudah difillet digoreng bersama bumbu abon ikan patin. Proses penggorengan ini dilakukan selama +- 1 jam dengan terus diaduk. Arief mengaku membutuhkan hingga 5 liter minyak goreng untuk mengolah 30 kg ikan patin menjadi abon ikan patin. Setelah digoreng daging ikan patin lalu ditiriskan untuk membuang minyaknya.
  • Pengeringan. Proses ini bertujuan untuk membuat abon ikan patin benar-benar kering dan terpisah dari sisa minyak penggorengan. Arief menggunakan pengering pada mesin cuci yang dimodifikasi sebagai mesin pengering atau ia sebut mesin spinner. Untuk menambah rasa manis abon ikan patin, Arief biasa menambahkan gula sebanyak 1 kg untuk setiap 30 kg ikan patin yang diolah menjadi abon ikan patin.
  • Packing. Pengemasan adalah proses terakhir hingga abon ikan patin siap dijual.
Potensi bisnis pembuatan abon ikan patin

ikan patin
Dengan harga ditingkat konsumen mencapai 25 ribu rupiah per ons-nya ditambah ongkos produksi yang tidak begitu besar membuat usaha pembuatan abon ikan patin bisa menjadi alternatif bisnis bagi kita semua. Arief mengatakan dari 10 kg ikan patin bisa menghasilkan 1,8 kg abon ikan patin. Dalam sehari Arief biasa menghabiskan tak kurang dari 30 kg ikan patin untuk diolah menjadi abon ikan patin. Sebagai produsen, Arief memperoleh keuntungan sekitar 30% dari ongkos produksi. Satu kilogram abon ikan patin dengan ongkos produksinya yang tak lebih dari 130 ribu, Arief menjualnya kepada agen distributornya antara 170 ribu hingga 180 ribu rupiah. Jika dalam sehari Arief mampu memproduksi sampai 5,4 kg abon ikan patin, berarti laba yang mampu diraup Arief bisa mencapai 200 ribu perhari atau 6 jt rupiah perbulannya. Sebuah potensi bisnis yang luar biasa mengingat Arief  belum genap setahun dan baru dalam tahap mencoba dalam “usaha abon ikan patin” ini.
Demikian sedikit informasi tentang usaha abon ikan patin. Bagaimana Anda tertarik untuk mencobanya ? Selamat ber wirausaha dan sukses.

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Blog Indahnya Berbagi
Tambah Yuk
Widget by IB | Template Design

Artikel Terkait:

Widget by:IB | Template Design

0 komentar:

Posting Komentar

 

Mengenai Saya

yuredi foredi
Lihat profil lengkapku

Daftar Blog Saya

Pengikut

© 2009 Free Blogger Template powered by Blogger.com | Designed by Biospeed |Template Design